Sunday, June 2, 2013

[Drabble] Regret (Jessica Version)


Title: Regret (Jessica Version)

Genre: Agnst, Sad, Romance (A little bit only)

Cast:
Jessica SNSD, Luhan EXO, Seohyun SNSD

Main Cast:
Idk.

Author: Brenda Auleyna

Lenght:

Note:
annyeong? saya membawa ff baru lagi ^^ Semoga suka :)
Jangan lupa tinggalkan jejak yakk:P
Sepanjang ff ini, semuaya hanya pemikiran Jessica :D
sebenarnya, sudah banyak ff yang saya sudah selesaikan, cuman masih dalam keadaan Draft
soalnya, gak punya banyak waktu mau ngeshare -_-
Jadi, udah tau kan sebabnya beberapa minggu saya tidak mengirim ff di sini?
hahahh , yausdah gausah banyak omong deh! lansung baca aja ^^

Happy Reading...


Aku selalu menginguti oppaku ke sekolah untuk menemaninya. Yak, oppaku ialah Jung Yunho. Yah, dia adalah oppa terbaikku. Dia selalu menjagaku dan mengawatirkanku jika aku lagi ada masalah. Dia adalah yang terbaik!

Kalian mahu tahu di balik semuanya? Selama aku menemani oppaku pergi ke sekolahnya, aku menemui namja yang sangat tampan! Andai saja aku bisa bersekolah di situ, tapi sayangnya tidak. Setiap pagi aku datang ke sekolah, aku selalu membawa bekal untuk namja itu. Sepertinya aku jatuh cinta kepadanya. Tapi, dia selalu menolakku. Sedih sekali, bukan?

Jujur saja, aku selalu mengambil kesempatan untuk menatapnya dari luar kelas mesti aku tahu kalau dia tidak akan pernah menatapku. Karena aku tahu kalau dia tidak pernah mencintaiku. Menyedihkan.

"Luhan! kita pulang bareng?" ucap seorang temannya, aku tidak tahu siapa dia. Jadi, nama namja itu adalah Luhan? Wow! Akhirnya aku mendapat namanya juga. Aku pun langsung mengikutinya dari belakang dan berlari mendekatnya.

"Hey!" ucapku sambil tersenyum manis

"Kau ini kenapa sih? Selalu mengikutiku?!" tanyanya

"A-aku.. erm, SooYeon." ucapku sambil menghulurkan tanganku, tapi dia menolaknya.

"Tidak usah bosa-basi. Udah sana, minggir!" ucapnya sambil berlalu pergi. Menyedihkan sekali. Aku dihindari oleh nya lagi. 

Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku. Aku memandang ke arah belakang.

"Oppa.."

"kau masih mengejarnya lagi?"

Aku tertunduk malu.

"Sooyeon, ayo kita pulang.." 

Aku hanya mengangguk lalu, oppaku merangkul tanganku

*******

Hari ini aku membawakan Luhan kue buatan ku sendiri. Meski aku tidak tahu arti masak. Tapi, aku tetap akan berusaha untuk memberikan kue ini kepada namja yang sudah lama aku cintai dengan diam-diam itu. Hehehe. Semoga, suatu saat kami bisa menjadi sepasang kekasih. Wow! Menyeronokkan sekali. Hahahaha.

"Sooyeon, kau sudah sedia?" tanya oppaku, aku hanya mengangguk semangat lalu membawa kue itu ditanganku.


Setelah sampai di sekolah oppa, aku menemui Luhan di depan pintu pagar sekolah dan terus berlari mendekatinya. Oppaku sudah lama pergi memasuki kelasnya. Jadi, aku bisa gampang mendekati Luhan oppa! Keke.

"Luhan!" panggilku, lalu dia menoleh ke arahku dengan senyumannya, tetapi seebentar memudar begitu saja melihatku. Tapi, aku tetap bertahan karena aku tidak akan pernah akan cepat berputus asa.

"Apa lagi sih?!" ucapnya sedikit membentak, biarpun dia membentakku aku masih tetap tersenyum manis di hadapannya

"dan .. darimana kau tahu namaku?! kau berasal darimana sih? kau sekolah di mana sih? ganggu sekolah orang aja!" tanyanya sedikit bingung, aku hanya mengeluarkan cengiran hasku. Dia tidak perlu tahu.

"Emmh, gak usah pada tahu deh! Ini, aku bawa kue buat kamu!" ucapku sambil memberi nya kue yang aku buat tadi.

"Apaan ini?! Aku gak mahu! sana lah, mendingan kamu pulang saja!" bentaknya sambil melempar kue ku jatuh, yah aku sedikit berkaca-kaca. Aku menatapnya sedikit kecewa lalu aku pergi lari meninggalkan dia.

"Kau jahat!" teriakku

*******

Sekarang oppa ku sudah pulang, aku menunggunya di luar pagar sekolahnya. Tiba-tiba aku menangkap sesosok namja berambut pirang keluar dari gerbang pintu itu sambil tersenyum. Ya Tuhan, sungguh senyumannya itu sangat manis sekali. Aku bisa meleleh di buatnya. Aku juga ikut tersenyum melihatnya begitu ceria. Namun seketika, senyumku memudar melihatnya mencium bibir seorang yeoja yang aku tidak kenali siapa dia.

Deg!

Memang. Sakit sekali rasanya dadaku ini. Sakit daripada yang lainnya. Memang melihat seseorang yang kau cintai berciuman dengan orang lain yang orang itu adalah bukan kamu. Sakit, bukan? Itulah seorang Jung SooYeon merasakannya. Cinta bertepuk di sebelah tangan.

"SooYeon?"

Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku, aku pun menoleh ke siapa orang itu. Dan ternyata, dia adalah oppaku. Tanpa aku sedari, air mataku menetes dan aku langsung memeluknya.

"Oppa!" isakku di dalam pelukannya

"Kenapa SooYeon?" tanya oppaku bingung

"Kita pulang ya..." ucapku sambil menatapnya lirih

Dia pun mengangguk lalu membawaku pergi dari tempat itu.

*******

Kalian mau tahu? Aku selalu menceritakan tentangku selama berada di sekolahnya untuk menunggunya. Aku juga menceritakan dia tentang seseorang yang aku cintai. Yang tak lain adalah, Luhan. Dia tidak marah. Dia hanya tersenyum. Tapi aku hanya merasa sedikit sedih saja, karena oang yang aku cintai sudah mempunyai.. Kekasih. Sakit rasanya.

Entah kenapa selama seminggu ini dadaku selalu terasa sakit dan tak bisa di kontrol. Jujur. Sakit sekali rasanya. Dan seminggu ini jugalah aku tidak pernah lagi pergi ke sekolah oppaku hanya untuk melihat namja tampan itu. Aku merinduinya.

Aku... di suruh istirahat dulu dirumah untuk beberapa hari ini kerana kondisi ku yang melemah. Aku tahu, oppaku selalu mengawatirkanku dan memperdulikanku. Dia baik orangnya. Tidak arrogant. Ingin sekali aku melihat sesosok Luhan menjadi pacarku hanya untuk terakhir kalinya. Hanya sekali saja juga tak apa, asal aku dapat melihat mukanya sebelum akau meninggalkan......dunia ini.

Uhuk!

Tiba-tiba aku terbatuk. Dan mengeluarkan... darah. Tenggorak ku rasa perih. Sungguh, aku tidak kuat untuk semua ini. Sakit sekali rasanya. Dadaku juga semakin lama semakin melemah. Dan selalu terasa sakit dan tambahannya, ia tak dapat di kontrol.

*******
Hari ini hari minggu. Aku ingin membawa Luhan bersenang-senang hari ini! Hari ini aku menghiasi diriku dengan sempurna. Aku mencerminkan diriku sebentar lalu bergumam pelan ''Cantik''. Senyum terhias di wajahku.

"Luhan..."

Tiba-tiba dia terberhenti menatapku sejenak tak percaya. Jujur. Aku merindui sesosoknya. Sudah berapa hari ini aku tidak melihatnya.

"Kau mau apa lagi?!" bentaknya

"A-aku..ingin memintamu menemaniku bersenang-senang hari ini." ucapku sambil tersenyum lalu menggenggam telapak tangannya erat.

"Apa-apaan ini?! oppamu kan ada! Kenapa kau tak bawa dia saja?!" tanya nya lagi

"Aku hanya ingin bersenang denganmu. Ayolah Luhan! Hanya kali ini saja. Selepas itu, aku tak akan mengganggu hidupmu lagi. Janji! Ini terakhir kalinya Luhan. Please..Aku ingin kau menemaniku sehari penuh ini. Hanya untuk terakhir kali. Ayolah Luhan. Please... aku mohon." rayuku kepadanya

Dia tampak berfikir sejenak. Lalu menangguk kepalanya.

Yess! Akhirnya dia menyetujui ajakanku! Ya Tuhan! Aku senang sekali hari ini karena kau telah memberiku kesempatan! Aku pun langsung menarik tanganku pergi ke taman.

"Luhan? Boleh aku meminta sesuatu permintaan? Hanya untuk hari ini saja! Em, maksudku terakhir kali!" ucapnya sambil tersenyum mantap denganku.

"Emm.. boleh.. apa?" dia pun menoleh ke arahku

"Engh.. boleh kau jadi pacarku untuk sehari penuh ini?" ucapku memohon

"MWO?!'' dia tampak kaget sekaligus tidak senang dengan permintaan yang aku mintakan kepadanya

"Em. Iya. Hanya hari ini. Kan aku sudah janji, hari ini adalah hari terakhirnya aku akan mengganggumu. Lain hari aku tak akan mengganggumu lagi. Janji!" ucapku sambil menggenggam tangannya erat.

"Erhg. SooYeon. Kau terlalu memaksa sih! Aku jadi frustasi tahu! Aku sudah punya kekasih! Ish, kalau kekasih ku tahu, pasti dia sudah memutuskanku! Kau pemaksa SooYeon!" ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi.

Aku menggigit pelan bibirku, "engghh.. Luhan~shi, mianhae. Kalau kau tidak mahu juga tak apa. Aku tidak memaksa. Maaf jika aku terlalu berlebihan denganmu. Kalau kau tidak mahu menemani seharian penuhku juga tidak apa. Kau boleh pergi bersama kekasihmu." ucapku sambil menunduk

"Ah. Tidak SooYeon. Terserahlah. Tapi, hanya sehari ini saja nae?" tanyanya, aku mulai tersenyum cerah semula. Apa ini mimpi? Tidakkan? Ya Tuhan! Terima kasih lagi!

"Jadi.. kau mau?" tanyaku dengan mata yang berbinar

"Em, Ya" balasnya sambil tersenyum

Senyumnya lagi. Jantungku tidak bisa di kontrol. Ah, aku memang terlalu berlebihan rupanya ya. Ah, aku tidak bisa percaya semua ini akan menjadi seperti ini!

"Boleh aku memanggilmu Luney?" ucapku

"Terserah" balasnya lalu mengacak-acak poniku. Wow! Such a beautiful moment... Meski aku tahu kalau ini bukanlah pacaran sebenar seperti sepasang kekasih lain. Tapi, aku bahagia karena bisa bersenang-senang dengannya di sehari penuh ini.

Tiba-tiba dia menggelitik tubuhku, aku pun langsung kegelian dan berlari. Dan di situlah kami mulai bermain kejar-kejaran seperti kanak-kanak berumur 5 tahun yang bermain kejar-kejaran. Sungguh indahnya hari ku ini hari! Terima kasih aku ucapkan padaMu, Tuhan! Aku sangat MenyayangiMu. Terima kasih karena memberi ku moment dan hari yang indah ini, Tuhan.

"Yah.. Luney.. aku lelah.." ucapku lalu mengambil posisi duduk di atas rumput taman itu, Luhan pun ikut berhenti dan mengambil posisi duduk di sebelah ku. Aku tampak menghembuskan nafasku yang tidak beraturan. Yah, kalian tahu saja. Penyakitku semakin kambuh. Dan, aku di perintah oleh doktor untuk tidak melakukan kerja yang cukup keras dan membuatku sangat letih. Apalagi main kejar-kejaran seperti ini. Pastilah ini merasa lebih sangat lelah.

Luhan tampak mentertawaiku. Aku senang melihatnya begitu. Dia tidak lagi menghindariku seperti dulu. Ingin sekali aku hidup lebih lama di dunia ini. Andai Tuhan memberiku peluang untuk hidup bersamanya selamanya. Pasti itu akan terlihat sangat romantis.

"Luney..." gumamku pelan. Sangat pelan. Tapi pasti dia masih mendengarkanku, karena jarak kami saat ini saangatlah dekat. Hingga hembusan nafas kami terasa.

"Ya?" ucapnya sambil menoleh ke arahku

Aku sedikit tersenyum sambil menatap lurus ke langit yang boleh di bilang sangat indah itu. Menarik perhatian semua orang.

"Apa kau pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan? engh, maksudku seorang yang telah jatuh cinta kepada orang itu, tapi orang yang di cintai seorang itu telah mempunyai kekasih lain." ucapku tanpa melepas pandanganku dari langit

"Engh. Tidak. Akhirnya sekarang aku sudah mempunyai kekasihku. Namanya Seo Joo Hyun." ucap Luhan sambil mengeluarkan senyuman hasnya dan mengikuti arah pandangku, ke langit.

“Ketika ada bintang di langit yang paling bersinar, berati orang yang telah meninggalkan kita dan sangat kita cintai itu…ada di sana ya ?” tanyaku

"Aku tidak mengerti maksudmu." jawabnya bingung lalu menatapku sekilas. Aku hanya tersenyum.

"Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang telah mencintaimu tapi ditolak telah dikhabarkan meninggal dunia? Apa kau tetap merasa sedih atau apa? Atau kau tetap masih tetap bersenang dengan kekasihmu?" tanyaku lagi sambil terkekeh kecil

"SooYeon kau bicara apa sih? Aku tak mengerti." ucapnya masih menatapku, lagi-lagi aku tidak bisa melepaskan senyumanku.

"Andaikan aku sudah tidak adalagi mengganggu hidupmu, apa kau akan mencariku? atau kau hanya tetap tidak peduli?" ucapku lirih tapi senyuman masih terhias di wajahku

"SooYeon.. aku tidak mengerti. Jangan membuatku bingung." ucapnya masih menatapku. Kini, mata kami sedang menatap antara satu sama lain. Mata kami berdua berjumpa. Sungguh aku suka melihat matanya yang kecoklatan itu.

"Aku.. ingin kau memelukku untuk kali ini saja.. Aku mohon..." ucapku sambil menggenggam tangannya erat. Kali ini, aku memaksanya lagi. 

Dia langsung memelukku erat. Hangat. Aku ingin dia memelukku lama. Lebih lama lagi sampai aku menutup mata. Aku hanya ingin melihatnya di saat mataku akan tertutup. Hanya dia seorang yang aku inginkan.

Dia langsung melumat bibirku. Aku tidak percaya dia bisa membuat seperti ini. Jujur. Aku memang senang sekali hari ini. Tapi, separuh diriku merasa sedih karena harus berpisah dengannya.

Darah...

"Luhan maaf.. itu cuman.."

"Darah?" tanya Luhan, yang bagi kedengaranku dia kelihatan panik

'Tidak kok. I-itu cuman lip..lipstik ku saja!" ucapku semangat lalu mengelap bibirku

"Sooyeon? Kau jujur?" tanyanya lagi

"Aku tidak pernah berbohong. Sudahlah. Tidak apa-apa."

Dia hanya mengangguk mengerti.

"Luney.. Terima kasih atas persetujuanmu untuk menemani aku di sehari penuh. Sungguh aku sangat senang daripada harus dihindari hari-hari olehmu! Maafkan aku jika terlalu berlebihan memintamu menjadi pacarku. Tapi hanya untuk sehari penuh ini saja. Selepas ini, tidak sudah. Kau sambunglah hubungan mu dengan kekasihmu itu. Maaf jika aku selalu mengganggu hari-harimu yang, mungkin menurutmu sangat indah itu, tapi menjadi buruk jika bersamaku. Terima kasih atas segalanya. Aku... mencintaimu.. Saranghae.." ucapku lalu beranjak pergi dari tempat itu meninggalkan Luhan yang mematung melihat kepergian ku. Sungguh, aku tidak tega sekali meninggalkannya. Tapi, mau bagaimana lagi? Semua ini sudah terlambat. It's too late.. 

*******

2  days later..

San Francisco, California Hospital | 20.00 kst

Hari ku telah berakhir. Sudah di operasi berapa kali juga hasilnya nihil. Akhirnya aku menutup mataku. Harapanku gagal lagi. Harapan ku untuk melihat sesosok Luhan yang telah menungguku tidak ada. Tapi sudah cukuplah aku melihatnya 2 hari lalu yang telah menemani ku bersenang-senang sehari penuh. Terima kasih. Aku menghembuskan nafas terakhirku sebelum meninggalkan dunia ini.

*******
THE END





Tinggalkan jejak~ ^^
Author udah comeback kan? :P
Semoga suka!
See Next part Luhan Version

5 comments: